skip to Main Content

Deutschland : Hamburg Nightmare Start Here

Dingin, basah dan lapar. Lengkap sudah ujian malam itu untungnya nemu Kebab di dekat stasiun metro pemberhentian kami. Kebab, bisa di bilang hampir jadi makanan pokok kami selama perjalanan bagaimana tidak makanan ini yang paling affordable dan gampang di temukan. Hamburg menjadi awal perjalanan tidak mengenakkan di Jerman

Hamburg 

Setelah santap malam, kami lanjut menuju hostel. Hujan deras menemani kami saat itu. Bermodal sisa tenaga dan nekat hujan pun diterobos. Hostel tersebut sepertinya mewah dan bagus. Di Hostel tersebut drama pertama di Jarman di mulai. Kami temui resepsionis sambil menunjukan bookingan hostel. Jreng, ternyata kami perlu menambah uang untuk sewa sprei dan bed cover karena ternyata harga yang kami pesan tidak termasuk hal tersebut. Setelah sekian menit ceckok terjadi antara Mbak Nanda (teman seperjalanan) dengan si Mbak resepsionis. Ketegangan terjadi akibat kesalahan order. Mbak Nanda memesan kamar khusus wanita sedang kami para lelaki memilih mixed dorm. Tapi si mbak resepsionis malah ngasih kami (3 orang laki) dan mbak nanda jadi 1 kamar sedang 1 teman cewek lagi dapat kamar female. Mbak nanda pun emosi dibuatnya, bahkan sudah di jelaskan berkali-kali si resepsionis tidak mudeng-mudeng.

I ordered for female room, why did you give me mixed dorm.,”Kata mbak nanda sambil menunjukkan bookingan.  si resepsionis masih saja tidak peduli dan tetap bilang kalau dia sudah benar. Saya duduk di sofa yang disediakan (maklum badan penat banget rasanya). Sementara di meja resepsionis debat masih berlangsung. Beberapa menit kemudian si resepsionis terlihat seperti memaki-maki dirinya sendiri dalam bahasa jerman, mungkin dia sudah sadar akan kesalahannya. Tak lama setelah itu mbak nanda diberi kunci kamar female dorm sekamar dengan teman cewe satunya.

Setelah masuk kamar masing-masing, beberapa menit kemudian. Pesan dari mbak Nanda masuk ke hp kami “Guys di kamarku kok kaya ada laki-laki ya”., seketika kami turun dan kembali ke ngumpul di lobi utama ketemu dengan mbak Nanda. Kamipun memeriksa kamarnya dan untungnya ternyata orang tersebut perempuan dengan paras agak aneh dan dengan kepala botak.

hamburg
aslinya lemes

Pagi harinya, mbak Mbak nanda mengetuk kamar kami. Dia bilang ingin numpang mandi di kamarmandi di kamar kami sambil bercerita tentang wanita semalam. Menurutnya semalam wanita itu nyanyi-nyanyi gak jelas dan menyeramkan. Bahkan malam itu ia tak bisa tidur nyenyak.  Kami nongkrong di lobi utama sambil menghabiskan bekal roti yang kami bawa. sambil menggunjing wanita itu lagi. Tak lama si wanita lewat dan bertingkah aneh, ia mengarahkan jari tengah ke beberapa orang yang ada sambil melet-melet.

Baca Juga : Deutschland : The Nightmare in Berlin

Jujur tidak ada yang begitu istimewa di Hamburg. kota ini terlihat mati menurutku. atau mungkin karena pasca Natal yang jelas saya merasa aura-aura horor di kota ini. Mungkin kebanyakan nonton film horor kali ya 😄.

triangle building hamburg.jpg

Sepanjang perjalanan di kota ini jujur saya merasa lelah dan tak bersemangat ditambah suasana kota yang tak mendukung rasanya ingin tidur saja 😅. Tapi kan sayang kalau tidak di jelajahi. tapi di salah satu sudut jalan mata saya tertuju pada sosok bapak yang sedang memainkan alat musik dengan cara di putar. Musiknya calm bikin tenang dalam hati pengen bilang sama bapaknya “pak alatnya boleh gak kalo saya minta buat dibawa pulang”.  anyway mau lihat sedikit pemandangannya dalam bentuk 360 bisa klik di sini

old man playing music hamburg.jpg

Touch me in hamburg.jpg

family hamburg.jpg
Romantis gak sih?

Born in Palu, grew in Palu, Malang, Porto.
Falling In Love with Photography,
Some of photo can be found at Instagram.com/ediutomoputra

Back To Top