Mendaki, bagi anak muda di Indonesia kata yang satu ini jadi salah satu tolak ukur…
Tadulako Menginspirasi 2016 : setengah windu terlewati
Saat ini mungkin acara ini merupakan tradisi bagi kami khususnya di Komunitas anakuntad, namun dulu tak pernah terpikir bahkan olehku bahwa acara ini akan terus berlangsung bahkan kali ini sudah yang ke empat kalinya sejak tahun 2013.
Lalu kenapa sih perlu ada Tadulako Menginspirasi?
Kampus kami dulu tak seperti saat ini, dimana saat ini sudah banyak mahasiswanya yang meraih prestasi tingkat provinsi, nasional bahkan internasional. Dulu mahasiswa yang seperti itu bisa kami sebut “langka” dan mereka bahkan kadang tidak muncul di permukaan, entah karena pihak birokrasi masih belum menyadari mahasiswa-mahasiswa ini, atau mereka memang tidak begitu peduli. Alhasil, mahasiswa yang berprestasi tersebut tidak diketahui banyak orang dan bahkan oleh kami Teman-temannya di kampus, kami bahkan tidak tahu bahwa mahasiswa UNTAD mampu berprestasi.
Atas dasar kurangnya apresiasi pihak birokrasi tersebutlah, muncul ide membuat tadulako menginspirasi, konsep awalnya adalah mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa langka tersebut dan menampikan mereka di panggung agar bisa menginspirasi mahasiswa-mahasiswa lain untuk bisa berprestasi seperti mereka. Dipadukan bersama panggung acara bagi UKM (unit kegiatan mahasiswa) yang bahkan dulu eksistensinya dianggap tidak ada juga. Bukan tanpa hambatan dalam menggelar kegiatan Tadulako Menginspirasi, bahkan sampai tahun 2016 ini. Mulai dari kegiatan ini adalah benar-benar independen tanpa bantuan dari pihak birokrasi kampus artinya dalam perekrutan panitia hingga penentuan speaker dan bagaimana acara berlangsung semuanya benar-benar dilakukan oleh mahasiswa tanpa interfensi dari pihak birokrasi kampus. Panitia bahkan pernah sampai ngutang dan pernah juga mengalami kerugian finansial dalam pelaksanaan acara ini.
Bagi saya, yang membuat Tadulako Menginspirasi sangat berbeda dengan kegiatan yang ada adalah, para panitia ini adalah mahasiswa yang tidak berasal dari satu organisasi. Mereka adalah Volunteer, ya sukarelawan benar-benar tidak dibayar ataupun dituntut untuk menjalankan Tadulako Menginspirasi. Mereka direkrut dengan senang hati, dan rela berkorban demi acara ini.
Saya optimis, semoga saja kedepan Tadulako Menginspirasi merupakan sebuah ajang yang lebih spektakuler dan bergengsi dimana setiap mahasiswa UNTAD ingin menjadi speaker di panggung Tadulako Menginspirasi, layaknya penghargaan seperti Grammy Awards atau Nobel. Namun, disamping rasa optimis ada satu rasa pesmis yang semoga saja tidak terjadi, kami generasi awal pencetus Tadulako Menginspirasi hamper bisa dikatakan sudah expire di dunia kemahasiswaan, beberapa Teman dan saya sendiri sudah menyelesaikan studi dan mungkin sudah tidak bisa mendukung penuh acara ini semoga saja acara ini terus berlangsung dan terus menginspirasi sehingga UNTAD pun semakin mendunia.